Optimalkan Tenaga Kesmas

Info Akademik

    • 1785 Lihat

    BOGOR–MEA (Masyarakat Eko­nomi ASEAN) yang berlang­sung sejak 2016, menuntut te­naga kerja agar memiliki kom­petensi maksimal. Sehing­ga, dapat bersaing dengan 10 negara ASEAN lainnya. Tidak terkecuali bagi tenaga kesehatan masyarakat (nakesmas) yang juga harus melakukan optima­lisasi paling baik.

    Hal itu disampaikan oleh Pe­ngurus Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesahatan Ma­syarakat Indonesia Cabang Bogor, Asri Masitha pada Seminar Kese­hatan Nasional, kemarin (27/1) yang digelar oleh maha­siswa Fakultas Ilmu Kesehatan Uni­ver­­sitas (FIKES) Ibn Khaldun (UIKA) di gedung PPIB Kota Bogor.

    Menurutnya, nakesmas di Indonesia harus cepat bergerak melakukan perubahan seperti Malaysia yang saat ini menjadi negara wisata medis, karena memiliki nakes dengan keahlian tinggi dan sertifikasi RS Ame­rika.

    Sehingga, kata dosen FIKES UIKA ini, nakesmas perlu dioptimalisasikan dengan cara terus menggali potensi diri de­ngan pelatihan, seminar, kur­sus, berkarya dan pen­didikan, serta beasiswa. Lalu, memiliki jiwa kesehatan masya­rakat dan bersedia ditempatkan di mana saja.

    “Nakesmas juga harus kreatif mencari peluang, pasar, market needs, serta memiliki STR (surat tanda registrasi) dan rajin me­ng­­ikuti perkumpulan profesi,” beber Asri.

    Salah satu perkumpulan profesi kesehatan masyarakat yaitu IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) yang diwakili IAKMI Jawa Barat, Devy. Ia mengatakan, IAKMI adalah organisasi profesi yang bersifat independen dan multidisipliner untuk kepen­tingan kesehatan masyarakat.

    emiliki visi untuk menjadi organisasi profesi bertaraf dunia dalam mencapai derajat kesehatan bangsa setinggi-tingginya.

    Beragam kegiatan dilakukan, di antaranya pengembangan organisasi dengan cara memacu daerah untuk membentuk IAKMI cabang kota atau kabupaten. “Kami mengembangkan ilmu pengetahuan dengan seminar, lalu pengangkatan sumpah sarjana kesehatan masyarakat,” katanya.

    UIKA sendiri senantiasa melahirkan SKM berkualitas, dengan menyelenggarakan program pendidikan tinggi kesehatan berbasis nilai-nila keislaman dan penerapan teknologi.

    ”Juga mengembang-kan kerja sama dengan stake-holder,”kata Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UIKA Andreanda Nasution.

    Sehingga di 2025, kata dia, pihaknya memilki visi untuk menjadi Fakultas Kesehatan yang unggul berbasis keislaman dan teknologi.(cr1/c)