
Bogor — Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menggelar Studium Generale yang menghadirkan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A., sebagai pembicara utama. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 7 Mei 2025, di Auditorium Abdullah Siddiq dan diikuti lebih dari 300 peserta, terdiri atas mahasiswa UIKA Bogor serta para kepala sekolah SMP dan SMA sederajat se-Bogor Raya, baik secara tatap muka maupun daring melalui kanal YouTube resmi Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Dengan tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua: Menuju Indonesia Emas 2045”, kuliah umum ini bertujuan membekali wawasan kepada peserta terkait pendidikan sebagai mandat konstitusi yang menjadi sarana mencerdaskan kehidupan bangsa dan diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam paparannya, Dr. Fajar menyampaikan beberapa program prioritas pemerintah, antara lain wajib belajar 13 tahun dan pemerataan kesempatan pendidikan, pemenuhan dan perbaikan sarana prasarana, peningkatan kualifikasi, kompetensi, serta kesejahteraan guru, penguatan pendidikan karakter, literasi, numerasi, dan sains teknologi, pengembangan talenta dan prestasi, serta pembangunan kebahasaan dan kesastraan.
Mengutip data nasional, Dr. Fajar menyebut bahwa dari 283 juta lebih penduduk Indonesia, hanya sekitar 10,15 persen yang memiliki pendidikan sarjana atau setara perguruan tinggi, sekitar 30 persen berpendidikan SMA, dan sisanya, yakni 59 persen, berada di tingkat SD dan SMP. “Kalau saya baca beberapa hasil riset, dengan baseline kondisi pendidikan kita hari ini, rasanya sulit untuk mencapai target 2045 itu tanpa melakukan lompatan-lompatan besar, tanpa melakukan transformasi besar di dunia pendidikan,” ujarnya.
Menurut Dr. Fajar, kunci utama berada di pendidikan dasar dan menengah. “Saya selalu bicara di mana-mana, hanya dengan melakukan lompatan dalam jangka 20 tahun ke depan, kita bisa mencapai target visi pendidikan 2045 dengan kondisi Indonesia hari ini,” tegasnya.
Ia juga menekankan fokus kementerian di enam bulan pertama, yakni memperbaiki tata kelola dan kesejahteraan guru. “Karena guru ini kan pilar dasar atau tulang punggung dari pengembangan sumber daya manusia. Astagita Bapak Presiden nomor 4 adalah memperkuat pengembangan SDM melalui pendidikan,” jelas Dr. Fajar.
Studium Generale ini ditutup dengan ajakan bersama untuk berkomitmen mendukung agenda-agenda transformasi pendidikan, demi mencetak generasi unggul yang mampu membawa Indonesia menuju visi besar Indonesia Emas 2045.