Prestasi- Pemerintah resmi mengumumkan pemenang sayembara desain Ibu Kota Negara Baru, Desain Nagara Rimba Nusa sebagai pemenangnya.
Desain ini dibuat oleh perusahaan Urban+ yang didirikan Sofian Sibarani.
Ada hal yang membanggakan bagi UIKA Bogor. Sebab, salah seorang anggota tim yang memenangkan sayembara ini merupakan dosen tetap Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Tedy Murtejo.
Tedy menjelaskan alasan mereka memilih nama Nagara Rimba Nusantara, sebagai desain ibu kota baru di Pulau Kalimantan tersebut. “Ide awalnya dari ketua tim kami. Beliau adalah ahli di bidang perencanaan tata kota dan beliau (Sibarani, red) menginginkan sesuatu yang berbeda,” ujar Dosen mata kuliah Sistem Transportasi itu, memulai pesan Whatsapp.
Tedy mengatakan, ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk memberikan sumbangsi pemikiran dan ide untuk ibu kota baru. Itulah sebabnya, tim yang beranggotakan sepuluh orang dari latar belakang pendidikan dan pengalaman berbeda-bedaitu dikumpulkan oleh ketua tim untuk membuat desain ibu kota negara.
Bahkan, ada anggota tim yang sudah berpengalaman bekerja di luar negeri. Dari perspektif dasar transportasi yang ada di sekitar ibu kota baru, terang Tedy, konsep yang digagas tim bagaimana infrastruktur ibu kota ini tidak merusak alam.
“Makanya dipilih konsep Nagara Rimba Nusantara. Di mana nagara itu adalah peme rintahan, rimba itu ling-kungan hutan, dan nusa adalah pulau-pulau di sekitar nya,” ujar dosen yang mengawali karier di UIKA sejak 2014 silam itu.
Sebagai ahli di bidang transportasi, kata Tedy, ia mengutamakan transportasi publik yang efisien sesuai dengan konsep kota yang compact. Karena itu, jarak antar untuk melakukan perjalanan didesain dengan fasilitas pejalan kaki sebagai first and last mile. Sehingga orang cukup berjalan kaki atau bersepeda untuk berinteraksi. “Kata kuncinya dalam transportasi itu integrasi antar moda angkutan publik,” ujarnya.
Terkait daya dukung jaringan jalan, sambungnya, sangat erat kaitannya dengan perkerasan aringan jalan. “Memang jaringan jalan yang ada perlu kita tingkatkan dan perbaiki mulai dari tol sampai rencana ibu kota negara,” paparnya.
Untuk infrastruktur dasar membangun ibu kota baru, sambungnya, butuh waktu dan usaha yang tidak sebentar. Sebab infrastruktur yang ada sekarang ini jauh dari memadai untuk kendaraan-kendaraan berat. Belum lagi kondisi ibu kota baru yang berkontur perbukitan.
Sementara untuk menjaga kawasan Bekantan yang cuma ada di Kalimantan, tim harus ekstra hati-hati dalam membangun infrastruktur agar tidak mengganggu kehidupan satwa yang ada di sana. “Begitu juga dengan Pesut yang ada di sana,” terangnya.
Tedy mengatakan, ini baru konsep yang harus dikolabo-rasikan dengan pemenang juara kedua dan ketiga sehingga menjadi kajian bersama sampai detail engineering design (DED). “Kalau saya gambarkan ini masih konsep, masih ide gagasan yang harus ditindak lanjuti menjadi kajian hingga menjadi detail engineering design atau DED. Jadi prosesnya masih ada beberapa tahapan,” papar Tedy