Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Ibn Khaldun (YPIKA) Bogor, H. Didi Hilman., S.H., M.H., M.Pd.I, sangat bersyukur atas dikukuhkannya K.H. Ahmad Sanusi sebagai Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Barat pada November 2022 lalu.
Hal tersebut disampaikan pada saat kegiatan Silaturahmi Akbar Keluarga Besar K.H. Ahmad Sanusi yang diselenggarakan di Auditorium Prof. Abdullah Siddiq Kampus UIKA Bogor, pada Ahad (07/05/2023).
Pada acara yang diikuti oleh sekitar 250 anggota keluarga tersebut, dijelaskan pula hubungan antara K.H. Ahmad Sanusi merupakan mertua dari K.H. Sholeh Iskandar yang merupakan pendiri UIKA Bogor, yang sampai saat ini beliau juga diusulkan menjadi sosok Pahlawan Nasional.
Putra dari K.H. Sholeh Iskandar tersebut menuturkan, pemberian gelar yang diberikan oleh negara kepada kakeknya patut disyukuri, oleh karenanya kami pihak keluarga menginisiasi pertemuan ini sebagai ungkapan rasa syukur dan juga sebagai agenda untuk memperkenalkan dan mempelajari kiprah serta peran K.H. Ahmad Sanusi yang juga tercatat sebagai "founding father" terbentuknya NKRI, karena beliau merupakan salah satu dari anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Jelasnya.
K.H. Ahmad Sanusi juga menjadi tokoh Islam yang ikut memperjuangkan dasar negara Pancasila, terutama ketika terjadi konflik pada penentuan sila pertama. Berkat jasa beliau, perbedaan pendapat mengenai ideologi negara yang terbagi menjadi negara Islam dan negara sekuler dapat mencapai jalan tengah dengan lahirnya ideologi Pancasila.
Selain itu, KH Ahmad Sanusi merupakan ulama Sukabumi yang mengukir tinta emas dalam kiprahnya sebagai ulama dan pejuang Kemerdekaan Indonesia. “Mengawali sistem pemungutan suara juga merupakan salah satu kontribusi K.H. Ahmad Sanusi,” papar dia.
Saat masa penjajahan Jepang, K.H. Ahmad Sanusi juga menjadi salah satu yang memobilisasi baik dalam barisan Sabilillah dan Hizbullah untuk sama-sama berjuang sehingga tokoh ulama bersatu untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia,” ucapnya.
Beliau melanjutkan, K.H. Sanusi juga merupakan pendiri Persatuan Ummat Islam (PUI) yang menjadi figur yang banyak sekali menulis karya-karya ilmiah, terutama buku-buku tentang agama Islam.
"Tercatat lebih dari 400 judul buku sudah dibuat dan karyanya tersebar hingga ke luar negeri. Dengan banyaknya prestasi yang telah dicapai, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi keluarga dan seluruh keturunannya supaya terus belajar dengan berkaca pada leluhurnya", tambahnya.
Dalam acara yang perdana dilakukan sejak diberikannya gelar pahlawan nasional itu, Prof. Dr. H.E. Mujahidin, M.Si. menjelaskan bahwa K.H. Ahmad Sanusi merupakan orang yang tidak asing lagi, salah satu karya beliau ialah Tafsir Raudhatul Irfan yang sampai saat ini selalu digunakan menjadi kitab yang dibaca kegiatan pengajian Khairunnisa yang rutin dilaksanakan di daerah Ciampea, Bogor Barat.
"Pengajian tersebut sudah berjalan sejak tahun 1970-an, ketika K.H. Ahmad Sanusi memperoleh gelar Pahlawan Nasional, segera saya sampaikan kepada para jamaah pengajian bahwa kitab tersebut ditulis oleh seorang pahlawan dari tanah Sunda".
"K.H. Ahmad Sanusi pemahaman tafsirnya sangat luar biasa, oleh karenanya saat Ketua Yayasan mengagendakan silaturahmi akbar ini saya merasa sangat senang. Memuliakan ulama ialah dengan cara memuliakan keturunannya", imbuhnya.
Dalam sambutannya, Rektor memohon kepada seluruh anggota keluarga yang hadir untuk membantu mendoakan agar pengajuan sosok pahlawan K.H. Sholeh Iskandar dapat diberikan kelancaran. (Humas/MJ).