thumb

International Collaboration Office (ICO) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, menggelar webinar dalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) secara virtual, pada Sabtu (13/1/2024).

Program beasiswa ini memberikan mahasiswa Indonesia kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri ternama selama satu semester atau selama 4—6 bulan.

Pendaftaran IISMA 2023 resmi dibuka pada 23 Januari-14 Februari 2024 mendatang. Terdapat tiga jalur yang disediakan, yakni reguler, afirmasi, dan co-funding.

Webinar ini dihadiri 51 peserta yang terdiri dari para wakil rektor, wakil dekan maupun Mahasiswa UIKA Bogor.

Prof. Dr. Hj. Maemunah Sa'diyah, M.Ag., selaku Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik dalam kesempatannya menyampaikan harapannya, agar lebih banyak mahasiswa UIKA lolos di Program Kemendikbud Ristek Batch 4 ini, sehingga dapat selektif dan cermat dalam memilih universitas tujuan.

“Batch 1 itu kami mengirimkan 1 orang, batch ke-2 berhasil mengantarkan 2 mahasiswa, batch 3 belum berhasil. Untuk di batch 4 ini mudah-mudahan kami bisa menggantikan ketidakberhasilan kemarin di batch 3,” katanya.

Ketua ICO UIKA Bogor, Dr. Widyasari, M.Pd. dalam kesempatannya memaparkan salah satu ketentuan khusus, yang wajib dipenuhi oleh seluruh mahasiswa calon penerima beasiswa IISMA.

Menurut Dr. Widya program jalur sarjana ini ditunjukkan bagi mahasiswa aktif Indonesia pada tingkat S1 dari perguruan tinggi yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

"Salah satu ketentuan khususnya itu adalah mahasiswa calon penerima beasiswa harus semester 4 dan 6. Skor toefl iBT minimal adalah 78. Kalau di atas skor itu kita bisa leluasa memilih beasiswa di kampus mana saja," ujar Dr. Widya.

Selain Dr. Widya, hadir juga sebagai narasumber para mahasiswa UIKA yang sebelumnya telah lulus Program Beasiswa IISMA, diantanya Allysya Qotrunnada dan Amalia Rosida Fattah.

Menurut Allysa, hal yang membuat dirinya kewalahan adalah persiapan dokumen yang cukup banyak dengan waktu singkat. 

Selain dokumen, kelancaran berbahasa Inggris pun menjadi salah satu faktor dirinya bisa lolos dalam program IISMA pada batch sebelumnya.

“Bahasa Inggris kalau bisa yang dikedepankan, karena finalnya itu diinterview speakingnya bagus atau nggak, konfiden apa nggak,” paparnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Amalia. Dirinya menyarankan agar para mahasiswa pencari beasiswa dapat belajar dari pengalamannya dan Allysa.

"Dokumen itu harus disiapkan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Jangan sampai kalian mengalami apa yang kami rasakan," tutupnya. (Humas/Ne2)


Bagikan:

Humas UIKA

Jl. KH. Sholeh Iskandar Km.2 Kd. Badak Bogor