
Bogor, 18 Oktober 2025 — Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor terus memperkuat komitmennya sebagai kampus yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh mahasiswa tanpa terkecuali. Melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Unit Layanan Disabilitas (ULD), UIKA Bogor mengajak sivitas akademika memperdalam pemahaman tentang pentingnya layanan pendidikan yang ramah dan aksesibel bagi penyandang disabilitas.
Kegiatan yang berlangsung di lingkungan kampus UIKA Bogor ini diikuti oleh sekitar 50 peserta, terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan pengurus ULD. Hadir sebagai narasumber, Siti Jubaedah, M.Pd., pakar pendidikan inklusif yang memberikan materi mendalam tentang implementasi kebijakan layanan disabilitas di perguruan tinggi. Dalam paparannya, Siti menjelaskan pentingnya keberadaan ULD sebagai amanat dari UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Permendikbudristek Nomor 48 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif.
“Pendidikan inklusif bukan sekadar konsep, tapi sistem yang menuntut kesiapan lembaga, pendidik, dan lingkungan kampus dalam memberikan layanan adaptif sesuai kebutuhan mahasiswa,” ujar Siti Jubaedah, M.Pd. Ia juga menyoroti pentingnya penyusunan Program Pembelajaran Individual (PPI) agar mahasiswa penyandang disabilitas dapat berkembang optimal, baik secara akademik maupun sosial.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama, Inovasi, dan Pengembangan, Dr. Ir. Budi Susetyo, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan Bimtek ini sejalan dengan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan universal yang menjadi dasar UIKA Bogor dalam membangun lingkungan pendidikan yang inklusif dan humanis. “Bimtek Disability Awareness ULD UIKA sebagai upaya menghadirkan kampus yang inklusif, humanis, dan berkeadilan, sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan universal. Islam mengajarkan kepada kita bahwa setiap manusia memiliki kemuliaan dan hak yang sama untuk berkembang. Allah SWT berfirman 'Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam...' (QS. Al-Isra: 70). Ayat ini memberikan pesan kuat bahwa setiap manusia, tanpa terkecuali, termasuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas, memiliki martabat dan hak untuk mendapatkan kesempatan terbaik dalam pendidikan,” ujar Dr. Ir. Budi Susetyo, M.Sc.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Unit Layanan Disabilitas bukan sekadar fasilitas, melainkan gerakan kesadaran yang harus hidup dalam budaya kampus. “Bimtek hari ini bukan hanya tentang teknis layanan, tetapi juga tentang pembangunan kesadaran kolektif, bahwa kampus harus menjadi ruang yang aman, ramah, dan memberdayakan bagi semua mahasiswa. UIKA ingin memastikan bahwa tidak ada satupun mahasiswa yang merasa tersisih karena keterbatasan fisik atau sensorik. Setiap dosen dan tenaga kependidikan memiliki kepekaan dan kapasitas dalam memberikan layanan pendidikan yang adaptif dan inklusif. Unit Layanan Disabilitas bukan hanya ‘tempat’, tetapi menjadi ruh pelayanan dan budaya kampus UIKA yang berkeadilan. Melalui kegiatan ini, saya berharap terbentuknya SDM UIKA yang kompeten dan berempati dalam layanan disabilitas, serta terwujudnya kampus UIKA sebagai kampus rahmatan lil ‘alamin yang merangkul dan menguatkan seluruh civitas akademika tanpa diskriminasi. Bimtek ini menjadi langkah awal dari gerakan besar inklusivitas kampus UIKA,” tambahnya.
Di sisi lain, Ketua Unit Layanan Disabilitas UIKA Bogor, Hj. Maimunah, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata kampus dalam menghadirkan lingkungan pendidikan yang setara dan penuh empati. “Kegiatan Bimtek ini adalah upaya kami untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang inklusif dan aksesibel. Penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan berkualitas. Inklusi bukan hanya soal fasilitas, tapi juga soal hati. Ketika hati kita terbuka, maka layanan yang ramah dan adil akan tumbuh dengan sendirinya,” tutur Hj. Maimunah, M.Pd.
Sementara itu, Dr. Salati Asmahasanah, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Koordinator Divisi Akademik dan Pengembangan ULD UIKA Bogor, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program hibah Penguatan Unit Layanan Disabilitas Perguruan Tinggi Belmawa Dikti 2025 dengan tema Disability Awareness. “Program ini berfokus pada edukasi dan peningkatan pemahaman masyarakat tentang disabilitas, termasuk jenis-jenis disabilitas, dampak stigma, serta pentingnya menghormati hak dan martabat penyandang disabilitas,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, peserta memperoleh pemahaman komprehensif mengenai ragam disabilitas, pendekatan layanan yang tepat, serta strategi menciptakan kampus inklusif. UIKA Bogor menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan sistem pendukung pendidikan inklusif, sehingga seluruh mahasiswa—tanpa terkecuali—dapat belajar, tumbuh, dan berprestasi dalam lingkungan yang adil dan berkeadilan.