BOGOR — Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) Bogor menggelar Seminar Nasional bertema “The Role of Accountants with Integrity and Forensic Audit as a Solution for Transparency in Addressing Corruption Issues in Indonesia” di Aula Gedung Prof. Abdullah Shiddiq, Sabtu (22/11/2025). Acara berlangsung pukul 08.44-12.27 WIB dan dihadiri oleh dosen, praktisi akuntansi, mahasiswa serta pelajar pemenang Lomba Cerdas Cermat (LCC) Akuntansi tingkat SMA/MA/SMK se-Pulau Jawa.
Ketua HIMMA Akuntansi UIKA, Ilyas Mauludin, mengatakan bahwa kegiatan ini sudah menjadi program rutin tahunan selama 12 tahun, dengan tujuan agar mahasiswa akuntansi memahami bahwa “praktik korupsi yang belakangan ini marak terjadi mesti jadi perhatian semua pihak”.
Ia menegaskan bahwa akuntan yang berintegritas akan “ditakuti” dalam arti positif: ketika sirkulasi keuangan terpantau dan adanya kerancuan pelaporan dapat segera diketahui.
Seminar menghadirkan tiga narasumber veteran: Rino Haruno (Plt. Direktur Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat di KPK) yang membahas dinamika pemberantasan korupsi dan pentingnya pelibatan masyarakat dan akuntan; Ahmad Sapudin, S.E., M.M., Ak., CPA., CA., SAS., CACP., CROP., yang memaparkan peran audit forensik sebagai instrumen investigasi dalam mendeteksi potensi kecurangan; dan Harun Faizal, S.E., M.Ak., CAP., CWC., CZM, yang menekankan bahwa integritas menjadi bahan bakar utama bagi akuntan dalam menjaga kepercayaan publik dan tata kelola keuangan yang sehat. Diskusi dipandu oleh moderator Fitria Ika Septiani dengan keynote speech dari Rahmat Mulyana Dalil, S.E., M.Si.
Salah satu bagian yang menarik adalah ketika narasumber memaparkan bahwa audit forensik bukan sekadar audit biasa — melainkan metode yang “menyelam lebih dalam” untuk mendeteksi keanehan, pola tidak wajar (irregularities) dan aliran dana yang mencurigakan. Dalam makalah terkait disebutkan bahwa audit forensik bertujuan untuk “mengungkap kecurangan sejak diketahui atau diindikasikannya sebuah transaksi yang dapat menjadi bukti di pengadilan”.
Menurut uraian tersebut, akuntan forensik harus punya keahlian teknis (akuntansi-audit) dan non-teknis seperti kemampuan analitik, skeptisisme profesional, dan pemikiran kreatif untuk “berpikir seperti pelaku” (think like the thief) agar bisa menemukan red-flag dalam data keuangan.
Sebagai bagian dari upaya menjembatani teori ke praktik, seminar ini juga mengangkat gambaran bahwa integritas akuntan memang sangat krusial untuk mendukung efektivitas audit. Penelitian menunjukkan bahwa keahlian audit dan kompleksitas tugas memengaruhi kemampuan auditor mendeteksi fraud—namun integritaslah yang memoderasi hubungan tersebut dan menjadikannya lebih solid.
Acara ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada para juara LCC Akuntansi 2025. Momen ini menjadi bentuk apresiasi sekaligus dorongan bagi pelajar untuk mengenal dunia akuntansi lebih dalam dan menumbuhkan kesadaran bahwa profesi akuntan bukan sekadar menghitung angka, tapi menjaga kepercayaan publik dan transparansi. Seminar ini memperlihatkan komitmen HIMMA Akuntansi UIKA Bogor dalam menyelenggarakan kegiatan ilmiah yang kritis, edukatif, dan berorientasi pada penguatan nilai antikorupsi.