
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi wilayah IV Jawa Barat dan Banten Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T. berkesempatan menyampaikan arahan kepada Penerima Beasiswa KIP dan Tahfidz UIKA Bogor yang bertempat di Aula Prof. H. Abdullah Siddiq, S.H., Kampus Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Rabu, 15/03/2023.
Pada kegiatan pembinaan rutin para penerima beasiswa yang digelar setiap satu semester ini, Dr. Samsuri mengajak kepada seluruh mahasiswa UIKA Bogor untuk terus memiliki semangat belajar, sebagai bagian tanggungjawab moril terhadap orangtua dan terhadap pemberi beasiswa yang didapat.
“Saya mengajak ade-ade semua untuk semangat berkuliah karna banyak orang diluar sana ingin seperti ade-ade bisa mendapatkan beasiswa, semua peraih beasiswa hendaknya selalu punya semangat untuk menyelesaikan studinya tepat waktu dengan hasil yang baik".
Karena kedepan menurutnya, dunia akan membutuhkan pemimpin-pemimpin yang lahir dan dididik dengan memiliki kompetensi yang bagus, memiliki kemampuan akademis yang hebat tetapi memiliki karakter atau akhlak yang mulia, dan ini esensi mengapa rosulullah diutus.” Ungkapnya.
"Tolong dipertahakan, saya melihat mahasiswa UIKA terhusus penerima beasiswa yang ada disini, begitu takjim (hormat) terhadap guru, InsyaAllah akhlaknya juga baik, mudah-mudahan inilah cirikhas dari kampus ini yang sulit didapat dikampus-kampus yang lain".
Agama lanjutnya, jangan hanya dijadikan pengetahuan semata, namun agama harus dijadikan way of life (pandangan hidup) yang nilai-nilainya tentunya harus kita terapkan dan terus kita amalkan.
Dalam kesempatannya juga Kepala LLDIKTI IV menjabarkan definisi sukses. Menurutnya, sukses sebenarnya adalah jika kita mampu memberi manfaat bagi sesama.
"Kaya harta, jabatan tinggi, hanya dapat dijadikan indikasi (ciri-ciri) orang suses, sukses yang sesungguhnya adalah, bila kekayaan jabatan dan hal-hal yang dimilikinya dapat memberikan kemanfaatan untuk orang lain", jelasnya.
Plt Rektor UNSIKA ini juga berksesempatan menceritakan kisah perjalanan hidup yang pernah ia alami dari kecil hingga bisa menjadi sampai seperti sekarang ini.
"Dulu ketika saya masih kecil, keluarga saya bisa dibilang dari keluarga menengah kebawah. dirumah saya baru punya TV pada tahun 2001, itu pun hasil dari gaji pertama saya, tuturnya.
"Teringat pada satu moment dimana ada orang sangat marah dengan saya, saking marahnya mulut saya itu dipegang, diberi debu lanjut air liur kemulut saya dan saya menangis serta bergegas pulang, berharap orang tua saya membela. Tapi apa yang terjadi, ibu saya ikut menangis hatinya tidak terima, marah namun karena kami itu dari keluarga yang tidak mampu, maka ibu saya tau diri, maka belaiau hanya mampu marah sambil bersumpah serapah semoga anaknya nanti akan menjadi orang sukses”. Lanjutnya.
Sambil berkaca-kaca beliau menyampaikan "Doa orang tua terutama doa ibu, adalah hal yang paling mustajab diantara usaha-usaha dan iktiar kita, hal ini saya yakini hingga saat ini, adanya saya di tempat ini seperti sekarang, tak lepas dari doa-doa yang dipanjatkan ibu saya".
Diakhir beliau berpesan tentang kunci kesuksesan "Kunci sukses bagi saya itu DUIT (do’a, usaha, istiqomah dan tawakal) dengan ini saya pastikan ade-ade semua pasti akan menjadi orang yang bermanfaat baik untuk diri ade-ade sendiri maupun orang sekitar. Tutupnya. (HUMAS/Amd)