Mengangkat judul "Peningkatan Daya Saing UMKM melalui Bisnis Hijau", Dr. Vera Intanie Dewi, S.E., M.M., Kaprodi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi katholik parahyangan (UNPAR) membahas tentang penerapan green business di tingkat usaha kecil dalam mendukung green business, pada Sabtu (19/11/2022).
Dalam workshop Peningkatan Daya Saing UMKM Melalui Green Business, yang diselenggarakan Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana UIKA Bogor bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran ini, Dr. Vera menjabarkan konsep green business yang diterapkan dalam dunia usaha dimana pelaku usaha tidak hanya fokus pada profit, namun juga memikirkan dampak yang dihasilkan dari kegiatan usaha tersebut terhadap bumi dan masyarakat, mengingat saat ini pencemaran lingkungan menjadi isu global yang saat ini selalu ditekankan pemerintah agar tidak terjadi kerusakan alam.
Beliau mengatakan hal ini merupakan tantangan bagi pelaku UMKM sebagai produsen yang menghasilkan produk. Salahsatu upaya untuk menerapkan green business adalah mulai melakukan penjualan online. Walau menurutnya, jika penjual kurang aware terhadap lingkungan, penjualan online memberikan dampak yang cukup besar dalam akumulasi sampah kemasan. Apabila produsen sudah aware dengan green business, konsumen akan lebih dimudahkan dalam pengolahan sampah.
"kondisi ini memberikan peluang kepada pelaku bisnis menjual produk-produk ramah lingkungan berpotensi meningkatkan keuntungan lebih besar. Pelaku usaha juga mulai perlu memahami bahwa transformasi bisnis kearah yang lebih sustainable merupakan sebuah kebutuhan, Perusahaan dituntut tidak hanya mengejar profit tetapi menjalankan bisnis yang ramah lingkungan" Ungkap beliau.
Selain itu, beliau memberikan kiat-kiat bagi pelaku UMKM untuk menerapkan green business diantaranya, mengganti kemasan produk dengan wadah ramah lingkungan seperti mengunakan kemasan plastik dengan berbahan dasar singkong atau rumput laut, Menggunakan alat masak yang berkualitas sehingga dapat tahan lama (awet) semisal berbahan stainless steel sehingga makanan dapat cepat matang, Membersihkan kompor secara berkala dan menggunakan regulator serta selang gas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan tentunya membuang dan mengelola sampah dengan cara dipilah terlebih dahulu. Memproduksi dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan dapat menurunkan emisi.
Diakhir pemaparan materinya, yang disampaikan kepada lebih dari 60 peserta pegiat UMKM yang ada diwilayah jawa barat, beliau menyampaikan ajakan kepada pelaku UMKM untuk mulai mengimplementasikan green business karena memberikan nilai tambah.
"Produk UMKM yang mengimplementasikan ekonomi hijau, dinilai mempunyai nilai tambah karena ramah lingkungan sehingga bisa membuka akses lebih terhadap pasar" Pungkasnya mengakhiri pemaparan materi di akhir sesi acara. (HUMAS/Try)