Hari Gizi Nasional diperingati pada tanggal 25 Januari setiap tahunnya. Di tahun 2024, peringatan Hari Gizi jatuh pada hari ini, Kamis (25/1/2024).
Sekadar informasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merilis tema Hari Gizi Nasional 2024 yang bertajuk “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting”.
Tema yang diusung itu selaras dengan permasalahan stunting yang masih menjadi ancaman besar bagi masyarakat Indonesia.
Sekretaris Prodi Gizi UIKA Bogor, Fitri Khoiriyah Parinduri, SKM., MKM., mengatakan pemerintah saat ini memang sedang fokus untuk meningkatkan konsumsi protein hewani di dalam pencegahan angka stunting.
“Kenapa fokusnya adalah protein hewani, karena protein itu sendiri akan membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak,” kata Fitri, Kamis (25/1/2024).
Fitri menyebut tidak hanya protein saja yang harus ditingkatkan, tetapi mengkonsumsi gizi seimbang pun perlu diperhatikan.
“Misalnya, untuk bayi itu sebaiknya ASI eksklusif selama 6 bulan, setelah lebih dari 6 bulan sebaiknya selain ASI itu MP-ASI, karena semakin bertambahnya umur si anak ini kandungan gizi dalam ASI itu semakin berkurang jadi 6 bulan ke atas itu dibutuhkan MPASI,” jelasnya.
Selain itu, Fitri juga menjelaskan saat ini sebagian para ibu milenial sudah banyak yang peduli (aware) dalam memenuhi gizi pada anak.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya konten bekal anak yang dibuat dengan semenarik mungkin dan diunggah di berbagai platform sosial media.
“Saya suka lihat juga nih di sosmed-sosmed yang buatin bekal untuk anak-anaknya, itu juga salah satu cara supaya anak itu tertarik untuk makan makanan sehat, karena itu kan lucu-lucu ya bentuknya segala macam,” jelasnya.
Namun, sebagian para ibu milenial juga masih banyak yang belum memahami gizi seimbang. Hal itu dibuktikan Fitri saat menemui para ibu di suatu daerah.
“Ternyata ibu-ibu ini masih tahunya itu 4 sehat 5 sempurna. Jadi mereka masih belum mengetahui bahwa sekarang itu yang digunakan adalah gizi seimbang,” paparnya.
Padahal, lanjut Fitri, saat ini 4 sehat 5 sempurna sudah tidak digunakan, kini sudah berkembang dan disempurnakan menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Kendati demikian, Fitri berharap agar para ibu milenial tetap semangat dalam menjalani peran sebagai ibu, terutama pemenuhan makanan pada anak.
“Mudah-mudahan ibu-ibu yang sedang berusaha untuk memenuhi pemenuhan gizi makanan pada anak itu tetap terus semangat dan tetap terus explore makanan, dan paling terpenting jangan termakan hoax,” pungkasnya.
Sementara itu, Kaprodi Sarjana Gizi Fikes UIKA, Paramita Adi Nurmutia, S.Gz.,M.Si menitipkan pesan juga kepada para ibu milenial untuk tetap semangat dalam berusaha memenuhi gizi anak.
"Tetap semangat dalam memenuhi gizi dan makanan untuk anak, carilah makanan yang kaya akan gizi, gunakanlah bahan pangan lokal, tidak perlu mahal, yang penting gizinya baik," ujarnya.
Dia juga berpesan kepada para ibu dalam menyajikanan makanan penuh gizi, seyogyanya menu makanan dibuat lebih bervariasi sehingga sang anak tidak bosan saat menyantapnya.
"Buat menu yang unik dan bervariasi. Kurangi jajanan yang tinggi gula dan garam, biar gak kenyang sebelum makan makanan utama," tutupnya. (Humas/Ne2)