UIKA BOGOR LAUNCHING GERAKAN MENJAGA FITRAH (GMF): Website layanan edukasi dan konseling bagi adiksi pornografi dan Penyimpangan LGBTQ

Info Kampus

    • 621 Lihat

     

    Sabtu, 10 Agustus 2024 telah dilaksanakan launching Gerakan Menjaga Fitrah (GMF) di ruang konferensi Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor. Peresmian gerakan dilakukan oleh Prof. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc. “Jangan biarkan umat ini terus berada dalam ketidaktahuan. Segala bentuk penyimpangan, harus diluruskan,” papar beliau dalam sambutan pasca launching. Selain Prof. Didin, launching dihadiri pula oleh Prof. Dr. Imas Kania Rahman. “Kita semua merasakan kengerian dan kesedihan mendalam atas banyaknya pelaku dan korban penyimpangan seksual. Namun, tidak cukup hanya dengan merasa sedih. Kita harus ada aksi. Untuk itulah GMF ada,” tandasnya.

    GMF diinisiasi oleh program studi Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) UIKA yang didukung oleh Ikatan Keluarga Alumni (IKA) MPAI UIKA. Gerakan ini hadir sebagai respon atas massifnya penyimpangan seksual di Indonesia. Mengambil tajuk “Merangkul Korban dan Pelaku, Menolak Legalisasi Penyimpangan”, GMF berusaha berperan aktif untuk menjaga fitrah manusia tanpa menghakimi siapapun.

    Terdapat dua bentuk program yang ditawarkan GMF, yaitu layanan edukasi dan layanan konseling. Layanan edukasi disiapkan sebagai langkah pencegahan (preventif) sebab bisa jadi seseorang mengalami penyimpangan seksual karena minimnya informasi tentang pemikiran Islam yang berkaitan dengan penyimpangan seksual. Sedangkan layangan konseling dilakukan sebagai langkah pengobatan (kuratif) bagi pelaku yang ingin kembali pada fitrahnya ataupun bagi korban yang ingin pulih dari trauma. Dalam menjalankan program edukasi, GMF bersandar pada Islamic worldview dan untuk program konseling menggunakan pendekatan konseling Islami. Seluruh informasi tentang dua program tersebut, dapat masyarakat dapatkan melalui website GMF.

    Saat ini relawan GMF seluruhnya berasal dari alumni MPAI UIKA dengan kompetensinya masing-masing. Di antara mereka ada pakar konseling anak, pakar konseling adiksi pornografi, bahkan guru besar bimbingan konseling Islam. Meskipun demikian, GMF tidak menutup diri bagi pihak lain yang ingin bergabung menjadi relawan, selama punya semangat dan tujuan yang sama. Semoga kehadiran GMF menjadi secercah harapan di tengah gempuran  propaganda penyimpangan seksual.