Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor hari baru saja meluncurkan sebuah aplikasi bantu baca inovatif bagi tunanetra, sebagai bagian dari komitmennya dalam menyediakan pendidikan yang ramah dan inklusif bagi penyandang disabilitas. Acara yang berlangsung di Ruang Baca Perpustakaan Pusat UIKA ini dihadiri oleh para peserta dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota dan Kabupaten Bogor. Jumat, (11/10/2024).
Dr. Setya Permana Sutisna, S.TP., M.Sc., selaku penggagas sekaligus koordinator program mengungkapkan, teknologi yang diusung dalam aplikasi ini memungkinkan penyandang tunanetra untuk mengakses dan memahami isi buku dengan mudah. "Dengan memindai barcode yang tertera pada buku, aplikasi secara otomatis mengkonversi teks menjadi suara, memberikan pengalaman belajar yang lebih mudah dan inklusif bagi pengguna. Solusi ini diharapkan dapat mengurangi hambatan yang selama ini dihadapi tunanetra dalam mengakses ilmu pengetahuan". Jelasnya.
Selain memperkenalkan aplikasi bantu baca, program ini juga menghadirkan penyuluhan mengenai penyelenggaraan layanan perpustakaan dan koleksi khusus untuk penyandang disabilitas. Hal ini bertujuan agar penyandang disabilitas, khususnya tunanetra, dapat menikmati fasilitas pendidikan yang setara dengan yang lainnya.
Peluncuran program ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, salah satunya Ade Suryani, alumni UIKA Bogor yang kini berkiprah sebagai tenaga pengajar di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) yang juga seorang tunanetra, menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian UIKA terhadap penyandang disabilitas. "Ini adalah langkah luar biasa yang menunjukkan kepedulian UIKA terhadap kami. Dengan dukungan teknologi ini, hambatan untuk belajar semakin berkurang," ungkap Ade.
Prof. Maemunah Syadiah, M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik UIKA juga turut hadir dalam peluncuran aplikasi tersebut, ia berharap melalui peluncuran aplikasi ini, UIKA Bogor dapat menjadi inspirasi bagi institusi lain dalam menyediakan solusi teknologi yang inklusif bagi penyandang disabilitas. Harapannya, pendidikan bisa lebih mudah diakses oleh semua kalangan tanpa terkendala oleh keterbatasan fisik.
"Saya juga menyampaikan terimakasih kepada Kemendikbud Ristek atas dukungan pendanaan berupa hibah kepada kami, semoga dengan inovasi ini, diharapkan semakin banyak penyandang disabilitas dapat meraih kesempatan belajar dan berkembang di dunia pendidikan yang lebih inklusif dan berkesetaraan".