
Bogor, 28 Juli 2025 — Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor resmi memulai proses pembaruan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) untuk seluruh program studi, yang akan diterapkan mulai tahun akademik 2025/2026. Workshop pengembangan kurikulum ini dilaksanakan di Auditorium Abdullah Siddiq dan diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari seluruh fakultas, prodi, dan tim akademik.
Wakil Rektor I selaku penanggung jawab mutu akademik UIKA Bogor, Prof. Dr. Hj. Maemunah Sa’diyah, M.Ag. (Prof. Mae), menegaskan bahwa reformasi kurikulum harus berakar kuat pada nilai-nilai dasar universitas, visi-misi (VMTS), serta menghasilkan capaian pembelajaran yang terukur dan berdampak pada masyarakat. “Kurikulum bukan hanya sekadar dokumen administratif untuk akreditasi, tetapi harus menjadi alat strategis untuk membentuk manusia berkarakter, bertanggung jawab sosial, dan mampu bersaing secara global. Itulah yang membedakan UIKA dengan perguruan tinggi lainnya,” tegas Prof. Mae.
Workshop ini juga menghadirkan narasumber ahli di bidang pengembangan kurikulum seperti Prof. Wahyudi Agustiona, Ph.D. dan Dr. Dandi Darmadi, yang memaparkan keterkaitan kurikulum OBE dengan regulasi nasional, akreditasi, serta implementasinya dalam sistem akademik digital (SIAKAD). Pada kesempatan tersebut, Prof. Mae juga menyampaikan lima tahapan penting dalam penyusunan kurikulum yang wajib diikuti oleh seluruh fakultas dan program studi agar target waktu dapat tercapai secara tepat dan menyeluruh.
Tahap pertama dilakukan pada 28 Juli 2025 melalui pelaksanaan workshop penguatan OBE yang membahas VMTS, urgensi pengembangan kurikulum, keterkaitan dengan regulasi seperti UU PT, KKNI, dan MBKM, serta evaluasi pelaksanaan OBE yang sudah berjalan. Tahap kedua berlangsung mulai 29 Juli hingga 9 Agustus 2025, yaitu proses penyusunan kurikulum oleh masing-masing program studi, disertai evaluasi kurikulum lama dan penjaringan masukan dari berbagai pihak seperti alumni, mitra industri, mahasiswa, dan dosen untuk memastikan relevansi dan responsivitas kurikulum terhadap kebutuhan zaman.
Tahap ketiga dilaksanakan pada 11 hingga 16 Agustus 2025, yaitu presentasi draft kurikulum oleh masing-masing prodi di tingkat fakultas, diikuti oleh review sejawat dan masukan dari pakar bidang ilmu yang relevan. Selanjutnya, tahap keempat pada 18 hingga 23 Agustus 2025 difokuskan pada revisi kurikulum berdasarkan masukan lintas sektor. Proses ini menjadi krusial untuk menyempurnakan struktur matakuliah, metode pembelajaran, serta profil lulusan yang sesuai dengan VMTS universitas.
Tahap terakhir akan berlangsung pada 25 hingga 30 Agustus 2025, berupa penetapan kurikulum melalui SK Rektor dan penginputan ke dalam sistem SIAKAD. Kurikulum ini akan mulai berlaku efektif bagi mahasiswa angkatan 2025 dan seterusnya.
Prof. Mae menegaskan bahwa proses ini bukan sekadar formalitas, tetapi mandat akademik yang harus dijalankan secara kolektif dan disiplin waktu. Seluruh kaprodi, sekprodi, dekan, wakil dekan, dosen, dan operator akademik harus bergerak bersama agar penyusunan kurikulum ini selesai sesuai jadwal dan berkualitas tinggi. “Kita tidak bisa menunggu. Jika UIKA ingin menjadi universitas riset berbasis Islam dan teknologi berkelas dunia di 2040, maka kurikulumnya harus disiapkan dari sekarang. Dimulai dari prodi, hari ini juga,” ujarnya penuh semangat.
UIKA Bogor optimis bahwa kurikulum baru ini akan mencetak lulusan yang religius, profesional, dan berdaya saing global, sekaligus menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan akar nilai Islam dan Pancasila sebagai fondasi pendidikan.