Kepala UPT Perpustakaan Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Ida Farida M.Hum mengikuti Konferensi Internasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia Ke-1, yang diselenggarakan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), dari Kamis sampai dengan Sabtu (27-29/Oktober/2022).
Konferensi pertama yang dihelat selama tiga hari ini, dihadiri kurang lebih 138 Pustakawan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dari berbagai provinsi di Indonesia. Konferensi ini menyajikan berbagai kegiatan, seperti: Pendantanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara perguruan tinggi peserta KPPTI dengan Perpustakaan Nasional RI, Seminar Nasional, Seminar Internasional, Call for Papers, dan beberapa Workshop mengenai Perpustakaan dan Pustakawan Perguruan Tinggi.
Kegiatan yang diselenggarakan di The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa ini mengusung tema: Academic Library and Librarian Profession in the Big Wave of Disruptive Change. Tema ini menurut Ida sangat penting untuk mendorong terwujudnya “innovative library” dan “smart librarian” di Indonesia.
Ida yang juga tercatat sebagai Pengurus pusat Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia menilai, keterlibatan beliau sebagai pustakawan dari UIKA Bogor dalam jejaring Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia merupakan energi bagi para pustakawan untuk terus mendapatkan suplai semangat dan ide-ide inovasi, kompetensi serta membangun citra diri perpustakaan seperti tema yang diusung, ujarnya.
Materi-materi yang dipaparkan oleh para narsumber yang hadir juga merupakan realitas tantangan yang dihadapi pustakawan dan berisi bekal bagaimana menghadapinya. Disrupsi, tak bisa pustakawan elakan namun harus tetap dihadapi dengan berani dan percaya diri. Penguatan repositori institusi saat ini menjadi tolak ukur potensial yang turut berkontribusi dalam penilaian AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi) dan Indeks Kinerja Institusi yang berdampak pula pada capaian pembelajaran dan kinerja dosen.
Menurutnya, persoalan akreditasi Institusi harus pustakawan perjuangkan di hadapan pimpinan agar mendapatkan dukungan moril dan materiil yang optimal. Karena akreditasi akan berdampak politis dan strategis dari kacamata pengembangan institusi kedepan. Perjalanan mengikuti konferensi tersebut menambah wawasan dan kemampuan pustakawan berdasarkan best practices dari para nasrasumber dan peserta Call for Papers, dan workshop yang ada. Workshop tersebut membekali pustakawan untuk berfikir tentang bagaimana bertindak menyelesaikan masalah yang dihadapi, dengan konsep berpikir, berperilaku dan melakukan sesuatu dengan cara dan budaya kerja yang baru (new way of doing things).
Acara tersebut juga didukung oleh penerbit-penerbit dan vendor teknologi informasi perpustakaan. Meskipun ini adalah bagian terberat dari realitas kehidupan perpustakaan, khususnya UPT Perpustakaan UIKA Bogor. Bahwa memang saat ini membutuhkan perangkat sistem dan teknologi informasi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna yang dihadapi.
Meski perlahan namun pasti, UPT Perpustakaan UIKA Bogor menurutnya, harus tetap optimis bahwa kedepannya UPT Perpustakaan UIKA Bogor akan menjadi perpustakaan yang ideal dan representatif (innovative library) tentunya dengan pustakawan yang semakin cerdas, ujarnya. (Humas/Jco)