(UIKA-23/02/2023) Universitas Ibn khaldun (UIKA) Bogor mengadakan kegiatan Fokus Group Discussion bersama rekan-rekan media se-Bogor yang digelar di Auditorium Prof. Abdullah Siddiq, SH pada Selasa, 21/02/2023.
Mengangkat tema "Peran wartawan dan media massa dalam memajukan pendidikan melalui karya jurnalistik" kegiatan ini difokuskan untuk mengetahui kiprah dan pandangan wartawan terhadap isu-isu pendidikan dan perannya dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.
Hadir dalam pertemuan ini lebih dari 20 Wartawan dari berbagai media, baik cetak, elektonik maupun online, mereka diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangannya masing-masing dengan dipandu oleh moderator Dr. Asep Gunawan, M.Ag., selaku Pakar Komunikasi Publik UIKA Bogor.
Dalam Pembahasannya, Usep yang juga Sekprodi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam menyampaikan, wartawan dan media memiliki peran strategis dalam membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dapat dilakukan melalui karya jurnalistik berkualitas.
Fungsi jurnalistik mencakup fungsi informasi, hiburan, pendidikan, kontrol sosial, serta perekat sosial. Secara konseptual, kelima fungsi tersebut dapat ditemukan dalam Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa lembaga pers nasional memiliki lima fungsi utama, yakni informasi, hiburan, pendidikan, kontrol sosial, dan perekat sosial.
Namun demikian, menurutnya yang saat ini paling dominan diproduksi oleh media yakni hanya pada poin hiburan dan infotainment saja, sementara penyajian artikel dan tayangan pendidikan dirasa sangat minim tampil di media-media saat ini.
Menanggapai masalah ini, Lina Susanti Jurnalis Antara punya pandangan lain, menurutnya apa yang ditayangkan media saat ini merupakan cermin dari kebutuhan dan keinginan pemirsanya, sebagai media kami akan menyajikan apa yang dibutuhkan masyarkat. Jika yang dipandang akademis apa yang ditampilkan sebagai infotainment tidak ada nilai pendidikannya, ya itu kurang tepat juga.
Menurutnya, kita harus melihat dari berbagai sisi, walau hiburan pasti ada sisi positif yang bisa kita ambil pelajaran. Jika memang ini dirasa oleh rekan-rekan akademisi kurang mendididik, maka dia memantang para akademisi untuk menghadirkan tayangan yang dirasa lina penuh dengan moral, mendidik masyarakat namun juga tidak menjenuhkan.
"Tolong sampaikan ke kami gimana sih acara atau berita yang menyajikan pendidikan dan memberi tau akhlak yang baik tapi ga menjenuhkan?, jika bapak bisa memberikan contoh saya akan kutif apa yang bapak sampaikan".
Untuk memberikan tayangan yang baik, neurut wartawan kantor berita Indonesia ini, kita sebagai insan wartawan perlu referensi dan ragam informasi, terkadang kita juga jenuh dengan informasi-informasi saat ini, namun jika masyarakat tidak menemukan tayangan lainnya yang jauh lebih baik untuk ditonton, ya pasti tetap akan menikmati tayangan yang ada.
Oleh karenanya kami mengajak rekan-rekan akademiksi yang faham akan hal ini, untuk membuat acara atau tayangan-tayangan atau artikel yang lebih mendidik, salurannya ada dikami, dan kita dapat bekerjasama, jika ada dan punya konsepnya apalagi dikemas dengan baik dan menghibur, lama kelamaan tayangan-tayangan yang kurang mendidika yang sekarang berseliweran dimedia, saya yakin akan tersisihkan juga, syaratnya tadi yang bisa di terima oleh masyarakat. ajaknya. (HUMAS/Amd)