thumb
  • HUMAS
  • 0 Komentar
  • 48 Melihat
  • 0 Suka

Bogor, Mei 2025 — Guru Besar Ekonomi dan Manajemen Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Prof. Dr. Renea Shinta Aminda, S.E., M.M., hadir sebagai narasumber penting dalam Focus Group Discussion (FGD) “Uji Sahih Substansi Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN)” yang diselenggarakan Badan Pengkajian MPR RI, Selasa, 29 April 2025, di Cibubur. Kehadiran Prof. Renea membawa angin segar tidak hanya bagi penyusunan arah pembangunan nasional, tetapi juga menunjukkan bahwa kampus Islam swasta seperti UIKA Bogor memiliki kontribusi intelektual yang diperhitungkan di tingkat nasional.

 

Dalam forum yang dihadiri para akademisi, pakar, dan anggota MPR itu, Prof. Renea memaparkan pandangan kritis terhadap dokumen PPHN yang saat ini sedang disusun sebagai pedoman pembangunan lintas periode pemerintahan. Menurutnya, dokumen PPHN sudah menyusun visi besar pembangunan yang selaras dengan Pancasila dan UUD 1945, mencakup bidang karakter manusia, kelembagaan, ekonomi, dan kesejahteraan. Namun, di balik visi besar itu, ia menemukan tantangan substansial yang harus dipecahkan agar dokumen tersebut tidak hanya berhenti pada tataran normatif.

 

Prof. Renea menggarisbawahi pentingnya dokumen ini memiliki kepastian hukum yang kuat, apakah berupa undang-undang khusus, Ketetapan MPR, atau bahkan amandemen UUD, agar benar-benar mengikat dan tidak sekadar menjadi pedoman simbolis. Ia juga menekankan bahwa roadmap pembangunan perlu dibuat lebih konkret, lengkap dengan indikator kinerja yang jelas, sehingga arah kebijakan nasional bisa diterjemahkan dengan efektif hingga tingkat pelaksana di lapangan.

 

Lebih jauh, di tengah tantangan desentralisasi saat ini, Prof. Renea mendorong agar PPHN tidak hanya mengandalkan pendekatan top-down dari pusat, tetapi juga membuka ruang bagi sinergi dengan pemerintah daerah, pelaku UMKM, komunitas digital, dan bahkan masyarakat adat. Ia menekankan pentingnya membangun jembatan antara kebijakan nasional dan potensi lokal agar pembangunan benar-benar berdampak merata.

 

Sebagai bagian dari masukan solutif, Prof. Renea menawarkan gagasan seperti integrasi sistem pelaporan digital antar-lembaga untuk meningkatkan efisiensi, fokus pada agenda green economy dan ekonomi sirkular untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, serta penguatan program-program berbasis kerakyatan, seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang selain mengatasi masalah stunting juga menciptakan peluang ekonomi baru di daerah-daerah tertinggal.

 

Kepercayaan yang diberikan kepada Prof. Renea untuk menjadi bagian dari forum strategis nasional ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi simbol kepercayaan kepada kapasitas akademik UIKA Bogor. Rektor UIKA Bogor menyampaikan apresiasinya atas peran serta kampus dalam menyumbangkan pemikiran untuk pembangunan bangsa. “UIKA adalah kampus yang lahir dari semangat umat untuk menebar maslahat. Kehadiran Prof. Renea di panggung nasional seperti ini menunjukkan bahwa UIKA bukan hanya mengajar dan meneliti, tetapi juga hadir sebagai mitra strategis dalam pembangunan Indonesia,” ujarnya.

 

Dengan kehadiran aktif di forum-forum strategis nasional, UIKA Bogor semakin mengukuhkan dirinya sebagai kampus Islam swasta yang relevan, berdaya saing, dan berdampak nyata bagi masa depan bangsa. Kontribusi intelektual civitas akademika UIKA di tingkat nasional menjadi teladan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menjawab tantangan zaman dan menyiapkan arah pembangunan yang lebih jelas menuju Indonesia Emas 2045.


Bagikan:

Humas UIKA

Jl. KH. Sholeh Iskandar Km.2 Kd. Badak Bogor