thumb
  • Pandu
  • 0 Komentar
  • 683 Melihat
  • 0 Suka

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Dr. Gunawan Ikhtiono, S.Sos., M.Si., pada saat menjadi pemateri kegiatan Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Auditorium Prof. Abdullah Siddiq, SH., pada Selasa, (14/03/2023).

Mengambil judul Optimalisasi Merdeka Belajar Membentuk Generasi yang Berkarakter, diawal paparanya beliau menyghimbau kepada para mahasiswa untuk mengikuti  program Kampus Merdeka dengan mengambil mata kuliah  diluar program  keahlian yang diambil dikampus sebanyak 20 sampai 40 SKS. 

"Ini penting kita manfaatkan, karena kita harus mengerti ilmu lain dari disiplin ilmu yang saat ini kita pelajari, pilihlah mata kuliah yang keilmuannya prospektif, progresif, komunikatif, produktif dan efektif". Jelasnya.

Gunawan melanjutkan, hendaknya kita harus membiasakan diri mulai  menghilangkan dikotomi (pembagian) antara ilmu agama dengan ilmu umum, karena kita tidak bisa memisahkan antara keduanya.

Ia memberi contoh "Ketika mempelajari zakat kita tidak hanya butuh ilmu agama tetapi juga membutuhkan ilmu ekonomi, sosiologi, geografi bahkan sampai ilmu Kesehatan". Maka dari menurutnya, dialog kabangsaan ini hendaknya dapat memperkuat dasar beragama dan bernegara  kita”.

Beliau menyampaikan 4 bagian dalam Pendidikan Islam, yang penting untuk dipelajari adalah, pertama belajar tentang Qur’an dan Hadist, kedua belajar ilmu Akidah dan Akhlak, ketiga pelajari ilmu Fiqih, keempat mempelajari sejarah. 

Siapapun anda dan apapun profesinya, sebagai seorang muslim, mempelajari Alquran dan hadits merupakan sebuah kewajiban yang tidak boleh dilupakan, karena itu merupakan pegangan hidup kita yang harus terimplementasi dalam keseharian.

Adapun belajar Akidah dan Akhlak adalah sebuah keharusan yang harus dipelajari secara bersama, karena belum tentu yang akidahnya kuat, akhlaknya juga kuat, namun demikian ketika akhlaknya kurang, bisa dipastikan kemampuan agamanya juga kurang. 

Ketiga pelarilah Fiqih, belajar fikih berarti memelajari tatacara ibadah, muamalah (hubungan antar manusia), munakahat (hukum tentang pernikahan), mawarist (tentang waris), jinayah serta siyasah (politik). Dan yang keempat yang harus kita pelajari adalah sejarah. Pungkasnya.

Di akhir Dr. Gunawan menghimbau kepada mahasiswa untuk bisa menjadi profesional dalam keilmuan yang ditekuni, dan dituntut untuk tidak kuper (kurang pergaulan) dengan ilmu orang lain, sera melarang merendahkan disiplin ilmu lain yang menjadi keahlian oranglain.(Humas/Pdu)


Bagikan:

Humas UIKA

Jl. KH. Sholeh Iskandar Km.2 Kd. Badak Bogor