
Bandung, 8 Agustus 2025 — Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menunjukkan komitmen kuatnya dalam pengembangan sains dan teknologi nasional dengan berpartisipasi aktif dalam ajang Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 7–9 Agustus 2025. Konvensi nasional yang mengangkat tema “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi” ini menjadi wadah strategis untuk mempertemukan para peneliti, akademisi, pelaku industri, serta pemangku kebijakan guna membangun ekosistem inovasi yang berdaya saing global.
UIKA Bogor mengirimkan delegasi resmi yang terdiri dari Rektor, peneliti, serta para ahli di bidang energi, kesehatan, dan ketahanan pangan—tiga sektor utama dari delapan prioritas nasional atau yang dikenal dengan istilah Asta Cita. Delegasi ini dipimpin langsung oleh Rektor UIKA, Prof. Dr. H.E. Mujahidin, M.Si., yang didampingi oleh Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D., Guru Besar Fakultas Teknik UIKA Bogor yang berfokus pada isu pangan, serta Budi Susetyo, Ir., M.Sc., peneliti dan pakar lingkungan UIKA yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan riset terapan berbasis teknologi tepat guna.
Keikutsertaan UIKA dalam forum bergengsi ini merupakan langkah konkret untuk memperkuat kontribusi akademisi dalam mendorong terwujudnya transformasi riset menjadi produk dan solusi nyata di masyarakat. Dalam pernyataannya, Prof. Mujahidin menegaskan bahwa UIKA siap mengambil bagian dalam memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan tinggi dan sektor industri, khususnya dalam pengembangan energi berkelanjutan, inovasi layanan kesehatan, serta sistem ketahanan pangan nasional.
Lebih lanjut, Budi Susetyo menjelaskan bahwa fokus utama UIKA dalam bidang pangan tidak hanya terbatas pada aspek produksi, tetapi juga mencakup strategi penguatan teknologi pertanian presisi, pemanfaatan pangan lokal, integrasi smart agriculture atau smartagritech, serta pengembangan sistem urban farming sebagai solusi pertanian berkelanjutan di kawasan perkotaan. Ia menambahkan bahwa saat ini UIKA sedang menyiapkan kawasan Eco-Technopark UIKA, yang dirancang sebagai pusat riset dan pengembangan teknologi terapan.
Di kawasan Eco-Technopark tersebut, berbagai inovasi mulai digarap secara intensif, antara lain kolam ikan bioflok, budidaya tanaman anggur dan sayuran di lingkungan kampus, industri penyulingan minyak gaharu, hingga pengolahan limbah menjadi produk-produk ramah lingkungan seperti eco-enzym, kompos, eco-print, daur ulang plastik, dan budidaya magot. Semua ini menjadi bentuk nyata dari visi UIKA dalam membangun sistem inovasi lokal yang berdampak luas dan berkelanjutan.
Konvensi KSTI 2025 sendiri bertujuan membangun paradigma baru yang menjadikan sains dan teknologi sebagai pilar utama industri nasional. Tujuan lain dari konvensi ini antara lain mempercepat hilirisasi hasil riset ke sektor industri, memperkuat hubungan antara penelitian dan kebijakan publik, serta menyusun peta jalan riset nasional berbasis kolaborasi pentahelix. UIKA Bogor meyakini bahwa jika seluruh tujuan strategis ini tercapai, maka Indonesia akan mampu membangun industri pangan yang tangguh, inovatif, mandiri, dan kompetitif di kancah global.
Melalui keterlibatan aktif dalam KSTI 2025, UIKA tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi sebagai mitra strategis dalam pembangunan masa depan Indonesia berbasis riset, inovasi, dan nilai-nilai keberlanjutan.